BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Sabtu, 08 Agustus 2009

SEKILAS SEJARAH BERDIRINYA

PGB/ PPS MARGA LUYU CIKUYA, CICALENGKA

Perguruan tenaga dalam di Indonesia yang menerapkan keilmuan Margaluyu banyak yang berganti nama dan sebagian menggunakan atribut Margaluyu sekedar untuk menarik minat anggota, untuk menjawab keraguan akan keaslian ilmu Margaluyu maka akan kami paparkan sejarah keilmuan Margaluyu yang sesungguhnya dan terpercaya sebagai berikut.

Bp. S. Andadinata berguru kepada Mama Mahdi, Mama Kahri, Mama Syah Bandar dan Mama Kahir, sehingga tercipta jurus yang disarikan menjadi 10 jurus dari ratusan jurus yang dipelajari. Beliau juga mempalajari ilmu-ilmu kebatinan, ilmu hikmah dari beberapa guru antara lain Mama Singa ( Cikole ) dari desa Cinunuk, Mama Sutawijaya/ Ajengan Asep Samsudin dari keraton Kasepuhan Cirebon, Pangeran Bantal Waru dari daerah pesisir Selatan, Mama Mohammad Kahfi dari Garut, Mama Abdulah, Mama Soma dan masih banyak lagi dan mempunyai saudara seperguruan anatara lain Bp. Mohammad Nuh, Bp. E. Soehendi, Bp. R. Hamim, Bp. Nampon dan Bp. Uwen. Bp. Andadinata mempunyai isteri satu yaitu Ibu Sukaesi dan mempunyai murid pertama ( I ) pada tahun 1928 yang berjumlah tujuh ( 7 ) orang yaitu :

  1. Bp. Adi Wikarta
  2. Bp. H. Idi
  3. Bp. Winata
  4. Bp. Ucun
  5. Bp. Ahmad
  6. Bp. Arja
  7. Bp. Andi Rohaendi

Pada hari Rabu Kliwon, 31 Januari 1933 Bp. Andadinata, Bp. Nampon dan Bp. R. Hamim memberi nama perguruan dengan nama Persatuan Gerak Badan Penca Marga Luyu, Marga berarti JALAN sedangkan Luyu dari kata SALUYU yang berarti bersatu/ kompak, sehingga Marga Luyu dapat diartikan sebagai JALAN PERSATUAN, yaitu jalan persatuan melawan penjajahan Belanda, dengan Guru Besar Bp. S. Andadinata, sedangkan Bp. Andi Rohaendi sebagai penulisnya. Disisi lain Idid Junaedi ( Lahir 1938 ) sejak berumur 9 tahun oleh orang tuanya dititipkan (dingengerkan;bhs Jawa) kepada Abah S.Andadinata yang pada mulanya untuk membantu pekerjaan rumah Abah S. Andadinata yang juga adalah teman bermain anaknya ( Mang Ujang ) sebagai hadiahnya Idid kecil diberikanlah Jurus Silat oleh Abah S. Andadinata, salah satu jurus yang terkenal dari Abah S. Andadinata adalah Peksi Muih.

Setelah Idid tumbuh dewasa barulah diajarkan jurus-jurus Marga Luyu, untuk itu Abah Anda menugaskan Mang Uwen ke Garut untuk melatih, akhirnya semua dapat diselesaikan dengan singkat dan ilmu makrifatnya Marga Luyu diterima langsung dari Abah Andadinata.

Abah Anda menugaskan Idid Junaedi untuk mencari guru-guru silat untuk menimba kekayaan ilmu silat Marga Luyu selama 30 tahun dan akhirnya Bp. Idid Junaedi berhasil meramu ilmu silat yang didapat dari seantero Jawa Barat menjadi Ilmu Silat PPS “ MARGA LUYU PUSAT ‘ Cikuya, Cicalengka. Karena zaman itu zaman penjajahan maka secara diam-diam banyak yang berlatih dengan tujuan untuk melawan penjajah.

Semakin hari semakin banyak orang yang belajar di padepokannya yang terletak di desa Cikuya, Cicalengka Bandung. Sebagai murid tersayang, Bp.Andi Rohaendi banyak mewakili Bp. Andadinata dalam hal melatih murid-muridnya, diantaranya Bp. M. Sholeh, Bp. Sukapjo, Bp. Dan Suwaryono dan lain-lain. Bp. Dan Suwaryono dikelak kemudian hari banyak mempunyai murid-murid yang menjadi perguruan-perguruan besar di Indonesia antara lain ; RM. Hartono Suryo Pratinyo SH (Perisai Diri Rohani ), dan terus berkembang menjadi banyak pergururan anatara lain: Prana Shakti, Satria Nusantara, Mahatma, Radiasi Tenaga Dalam, Bunga Islam dll, semua itu berakar dari keilmuan Marga Luyu yang dikembangkan oleh Bp. Dan Suwaryono. Pada tahun 1951 Bp. M. Sholeh merantau ke daerah Kulon Progo DIY dan mulai mengembangkan Marga Luyu di daerah tersebut dan disinilah Marga Luyu berkembang dengan tujuan untuk melawan penjajah. Semakin hari semakin banyak orang yang belajar di padepokannya yang terletak di desa Cikuya, Cicalengka Bandung. Sebagai murid tersayang, Bp.Andi Rohaendi banyak mewakili Bp. Andadinata dalam hal melatih murid-muridnya, diantaranya Bp. M. Sholeh, Bp. Sukapjo, Bp. Dan Suwaryono dan lain-lain. Bp. Dan Suwaryono dikelak kemudian hari banyak mempunyai murid-murid yang menjadi perguruan-perguruan besar di Indonesia antara lain ; RM. Hartono Suryo Pratinyo SH (Perisai Diri Rohani ), dan terus berkembang menjadi banyak pergururan anatara lain: Prana Shakti, Satria Nusantara, Mahatma, Radiasi Tenaga Dalam, Bunga Islam dll, semua itu berakar dari keilmuan Marga Luyu yang dikembangkan oleh Bp. Dan Suwaryono. Pada tahun 1951 Bp. M. Sholeh merantau ke daerah Kulon Progo DIY dan mulai mengembangkan Marga Luyu di daerah tersebut dan disinilah Marga Luyu berkembang dengan pesat. Karena pekerjaannya sebagai pedagang, Bp. Sholeh merantau lagi ke daerah Dinoyo-Malang Jawa Timur, disana beliau juga mengembangkan Marga Luyu sehingga semakin dikenal. Selain kedua daerah itu, beliau juga mengembangkan di daerah Jawa Tengah, antara lain Banjarnegara, Wonosobo, Purwokerto. Maka tidaklah mustahil bila di daerah tersebut Marga Luyu juga berkembang sampai sekarang, baik dengan nama Marga Luyu maupun tidak. Di DIY pelatihan di bawah naungan Bp. M. Sholeh terus berjalan dan berkembang dengan pesat. Tahun 1982 Bp. M. Sholeh meninggal dan murid-muridnya yang di DIY khususnya di Kentheng Nogotirto yang menjadi basis latihan terjadi kekosongan seorang guru/ pelatih, sampai tahun 1985 karena usaha dan bertanya di salah satu keluarga Marga Luyu di Purwokerto kita menemukan jejak guru Marga Luyu di Pusat. Sejak itu Bp. Andi Rohaendi yang berkedudukan sebagai guru besar Marga Luyu Pusat berkenan melaksanakan pengharkatan/ pengisian. Semenjak itulah hampir empat bulan sekali Bp. Andi Rohaendi berkenan datang bersama dengan adiknya Bp. Ishak untuk mengharkat murid-muridnya. Pada tanggal 23 November 1997 Bp. Andi Rohaendi dipanggil menghadap Tuhan, tetapi orang kepercayaan beliau yaitu Bp. Ishak melanjutkan sebagai sesepuh di Marga Luyu. Namun usia Bp. Ishak juga tidak lama karena pada tahun 1998, beliau meninggal dunia. Sebagai gantinya adalah Bp. Idid Junaedi, murid termuda Abah Anda yang bertugas memegang PPS Marga Luyu Pusat Cikuya Cicalengka yang berkedudukan dikampung Cikuya, Cicalengka dan pada beliaulah PGB/PPS Marga Luyu Pusat bernaung.

RINGKASAN

  1. Eyang Mahdi adalah penemu/ pencipta jurus 1
  2. Eyang Kahri adalah penemu/ pencipta jurus 8
  3. Eyang Syah Bandar adalah penemu/ pencipta jurus 3, 5 dan 7
  4. Eyang Kahir adalah penemu/ pencipta jurus 2, 4, 6, 9 dan 10
  5. Alm. Bp. Andadinata adalah penerus/ Guru Besar yang mengembangkan ilmu Penca Marga Luyu. Disinilah keterpaduan dari 5 unsur alam, dan Abah Andadinata wafat pada tanggal 26 Januari 1969.
  6. Alm. Bp. Andi Rohaendi adalah sesepuh Marga Luyu dan salah satu diantara tujuh murid pertama dari Abah Andadinata. Beliau wafat pada tanggal 27 November 1997.
  7. Alm Bp. Ishak DJ adalah penerus dari sesepuh Marga Luyu. Beliau adalah adik dari Alm. Bp. Andi Rohaendi.
  8. Bp. Idid Junaedi adalah murid terakhir Abah Andadinata sebagai Pelatih Pusat yang memegang Pencak Silat sebagai pewaris/ sesepuh dari PGB/ PPS Marga Luyu Pusat yang berpusat di Cikuya, Cicalengka, Bandung.